A. Abstrak
Sepakbola merupakan
olahraga yang terhormat yang bisa mewujudkan kebersamaan melalui kerjasama dan
kekompakan dalam bermain serta memberikan nilai – nilai yang sangat besar dan baik serta berpengaruhnya untuk meraih sebuah kemenangan buday
yang luhur untuk menjadi manusia yang baik, empati dan bertangung jawab kepada
siapapun. sepakbola berkembang dengan pesat dari sabang sampai meraoke yang
bermuara di club- club kecil berupa sekolah sepakbola dalam proses program
latihan tehnik dasar sepakbola menjadi peranan penting untuk menjadi bagian
penting yang dimainkan sepakbola salah satunya tehnik dasar dribbling yang bertujuan untuk mengembangkan
produk berupa model latihan tehnik dasar sepakbola, sampel penenlitian ini di uji coba oleh
sekolah sepakbola undip semarang sebagai uji klompok kecil, dan sekolah
sepakbola Djarum kudus sebagai uji klompok besar sekaligus uji efektifitas
dengan yang sudah dilakukan pada bulan januari sampai maret 2017. intrumen
dribbling bola yang dimodifikasi untuk atlet pemula dan divalidasi oleh ahli
atau pakar sepakbola dengan hasil bahwa setelah melakukan penenlitian
pendahuluan maka divalidasi oleh ahli yang berawal dari 36 variasi model
latihan dribling gugur 11 menjadi 25 variasi model latihan dribbling untuk
atlet pemula usia 8-12 tahun, dan dilakukan Berdasarkan tabel
di atas bahwa nilai rata-rata hasil tes dribbling
untuk atlet pemula usia 8-12 tahun sedang sebelum diberikan latihan dribbling adalah 14,8470 dan setelah diberikan perlakuan adalah 14,6210.
Hasil tes menunjukkan peningkatan hasil dribbling
sehingga teknik dasar dribbling atlet
meningkat, sehingga bahwa
kesimpulan dari pengembangan model latihan tehnik dasar dribling sepakbola
berbasis bermain untuk atlet pemula bisa diterima sesuai karakter pemain yang
berusia 8-12 tahun
B. Pendahuluan
Sepakbola merupakan alat komunikasi
untuk saling mengenal baik itu usia pemula, usia dini, usia remaja, usia junior
dan usia senior yang secara langsung berhadapan yang terdiri dari pemain
berposisi kiper, belakang, tengah dan depan didampinggi oleh pelatih diluar
lapangan dan di pimpin langsung oleh wasit ketika permainan dimulai, sepakbola
juga tidak kalah pentingya adalah olahraga yang bisa menyatukan keberagaman
antar umat yang beragama, antar budaya, antar suku dan antar bernegara karena
sepakbola sendiri terlahir dan berkembang melalui pertandingan baik semi
kompetisi maupun kompetisi yang diadakan oleh fifa, dan federasi sepakbola di
setiap Negara masing – masing, sepakbola selalu memunculkan suasana yang
senang, riang dan membuat cerita yang indah disetiap perjalananya baik untuk
usia berapapun hingga sampai saat ini sepakbola tidak pernah lelah dan
melahirkan sebuah kemampuan pemain untuk bisa maju dan berkembang, didalam
sepakbola yang dimainkan pemain memerlukan kemampuan yang didminasi oleh tehnik
dasar, fisik, mental dan taktik, namun yang perlu digaris bawahi khususnya
tehnik dasar sepakbola dimana keseluruhan tehnik sangat berpengaruh untuk
meraih sebuah kemenangan, kemampuan tehnik ini salah satunya adalah dribling
bola yang harus dilakukan oleh setiap pemain pada saat latihan maupun pertandingan,
dribling sebenarnya gerakan tehnik yang sangat mudah dilakukan oleh pemain atau
atau atlet pada umumnya namun yang terjadi sebuah kejangalan kenaapa pemain
atau atlet tidak berani melakukan dribling bola padahal lawan masih jauh,
pemain melakukan dribling ketika selalu berhadapan dengan lawan sehingga
mengakibatkan bola di rampas oleh lawan, dribling juga bisa dikatakan hal yang
sukar karena pada waktu melakukan dribling tidak melihat kondisi diantara
kebawah dan kedepan dan bola yang dikuasainya bisa lepas secara tersndiri,
dengan kondisi seperti ini maka tehnik dasar sepakbola khususnya dribling perlu
diperbanyak dan diberikan oleh pelatih setiap latihan secara bertahap, dan
terprogram, pemain sepakbola baik itu berada di usia berapapun tetap menjalankan
latihan dribling bola namun kenyataanya dilapangan dribling jarang disampaikan
oleh pelatih dengan alasan kurangnya kemampuan pelatih dalam mengembangkan
dribling bola, disini untuk anak pemula yang baru menginjak usia 8-12 tahun
yang sebenarnya dunianya adalah bermain maka hal tersebut cocok untuk diberikan
dan di latih oleh pelatih secara langsung dengan materi tehnik dasar sepakbola
dribling yang sesuai karakteristik atlet pemula yang sedang dalam tumbuh dan
berkembang, bermain merupakan wujud langsung bahwa anak bisa menerima dan
melakukan sehingga mengalami respek langsung untuk senang, gembira dan terpola
secara psikologi,
C. Kajian
pustaka
1. Latihan Teknik
Dasar Sepakbola
Latihan teknik adalah
latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk
mampu melakukan cabang olahraga yang di
lakukan atlet. Dalam
melakukan latihan teknik bompa menyarankan supaya tidak menggunakan model atau
contoh teknik elit atlet, karena teknik mereka mungkin secara fisiologis tidak
memenuhi syarat beomekanik, maka di sini disarankan menggunakan model yang
dapat diterima oleh atlet yakni model yang sesuai beo-mekanik
dan fisiologis atlet.
sedangkan Tangkudung
menjelaskan identifikasi tipe ketrampilan yang dibutuhkan dalam melatih teknik.
Beberapa
pendapat diatas ditarik sebuah kesimpulan
bahwa dalam sebuah cabang olahraga seorang pemain atau atlet harus mampu menguasai teknik yang baik dan
benar agar dapat mengubah posisi sesuai dengan kondidsi yang sebenarnya, untuk
dapat menguasi terknik yang baik dan benar maka atlet harus berlatih teknik
sedemikian rupa dengan menyesuaikan potensi yang dimilikinya baik secara
fisiologis maupun secara biomekaniknya.
Latihan teknik memiliki klasifikasi
yang berbeda antara teknik dasar, teknik menengah dan teknik tinggi, berikut
ini penjelasannya:
Gambar 1. Macam-Macam Klasifikasi dalam Teknik
Bersadarkan
klasifikasi latihan teknik di atas maka, dapat dipahami bahwa dalam melakukan
setiap latihan teknik haruslah melalui beberapa tahap mulai dari yang mudah
sampai ke tingkat tinggi, merujuk dari teori tersebut maka dalam penelitian ini
akan dilakukan proses sedemikian rupa sehingga dalam pelatihan dasar tenis lapangan akan menggunakan tahapan-tahapan seperti di atas.
Gambar
2.8.
Tahap Latihan Teknik
Gambar 2 tahap latihan
2. Tehnik dasar sepakbola
Beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain
sepakbola adalah mengumpan, menendang
(kicking), menghentikan atau
mengontrol (stoping), umpan panjang, gerakan dan ruang, melindungi bola, membelok, tendangan volley, menggiring (dribbling), menyundul (heading), merampas (tacling), lemparan kedalam (throw in), tackling, shooting dan
menjaga gawang (goal keeping). Di bawah ini akan dijelaskan beberapa teknik
menendang, menghentikan, menggiring, menyundul dan shooting dalam
Bermain sepakbola.
3. Teknik Dasar Menggiring (Dribbling)
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, menggiring bola berarti membawa lari bola dengan
menggunakan kaki. Pada saat menggiring bola, Gunakan kaki bagian dalam
atau luar untuk mendorong bola agar bergulir terus-menerus di atas tanah.
Menggiring bola hanya dilakukan pada saat yang tepat dan menguntungkan saja,
yaitu bebas dari lawan.
A. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam
Berdiri menghadap arah gerakan bola dengan pandangan ke depan. Kedua
lengan rileks agak terentang. Waktu menggiring dilakukan dengan membuka
pergelangan kaki keluar, sehingga bola disentuh dengan kaki bagian dalam.
Dorong bola ke arah depan, tumpuan berat badan pada kaki yang
tidak menggiring.
Gambar 3
Dribble Bola
Sumber: Danny
Mielke, Dasar-dasar Sepak Bola
(Bandung: Pakar
Raya 2007), h.5
B. Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang
digemari oleh semua kalangan anak-anak, orang dewasa, tua-muda, laki-laki
maupun perempuan semua suka bermain. Bermain berarti belajar menyesuaikan
diri dengan lingkungan, menggunakan benda-benda sekitarnya dan diakukan bersama
dengan orang-orang sekelilingnya.
Bermain pada
intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan Hiburan dibutuhkan oleh
orang-orang untuk menghilangkan rasa penat, letih, marah maupun bosan akibat
aktivitas yang dilakukan kesehariannya. James Sully di dalam bukunya Essy on
Laugher (dalam Tedjasaputra) tertawa adalah tanda dari kegiatan bermain dan
tertawa ada di dalam aktivitas sosial yang dilakukan bersama sekelompok teman
Menurut pendapat Buhler
dan Danziger dalam Roger dan Sawyers, berpendapat bahwa bermain adalah kegiatan
yang menim-bulkan
kenikmatan ; sedangkan Freud
meyakini bahwa walaupun bermain tidak sama dengan bekerja tetapi anak
menganggap bermain sebagai sesuatu yang serius.
Sedangkan Docket
dan Fleer berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena
melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan
kemampuan dirinya. Bermain merupakan suatu aktivitas yang khas dan sangat
berbeda dengan aktivitas lain seperti belajar dan bekerja yang selalu dilakukan
dalam rangka mencapai suatu hasil akhir.
D. Metodologi
1. Model
Pengembangan Borg and Gall
Deskripsi tentang prosedur dan langkah-langkah penelitian pengembangan sudah
banyak dikembangkan. Prosedur penelitian pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan
utama, yaitu mengembangkan produk, dan manguji keefektifan produk dalam
mencapai tujuan.Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembang sedangkan
tujuan kedua disebut sebagai validitas. Dengan demikian, konsep penelitian
pengembangan lebih dapat diartikan sebagai upaya pengembangan yang sekaligus
disertai dengan upaya validitasinya.
Secara
konseptual, pendekatan penelitian dan pengembangan mencakup 10 langkah umum, sebagaimana diuraikan Borg & Gall sebagai berikut :
1) Research
and information collecting, 2) Planning, 3) Develop preminary from
of product, 4) Preliminary field
testing, 5) Main product revision, 6)
Main field testing, 7). Operational
product revision, 8) Operational field testing, 9) Final product revision, dan
10) Dissemination and Implementation
Atau dapat juga digambarkan dalam bentuk
skema tahapan
pengembangan seperti pada gambar di bawah ini:
Research and information collecting
|
Planning
|
Develop preminary from
of product
|
Preliminary
field testing
|
Operational
field testing
|
Operational
product revision
|
Main
field testing
|
Main
product revision
|
Final
product revision
|
Dissemination and
Implementation
|
Gambar 2.1 Instructional Design R
and D
Sumber:
Walter R. Borg and Meredith D. Gall, Educational
Research: An Introduction, 4th Edition. (New York: Longman
lnc., 1983)
2. Populasi, sampel tempat penelitian dan waktu penelitian
a.
Populasi
dalam penelitian ini adalah sekolah sepakbola undip semarang sebagai uji
klompok kecil dan sekolah sepakbola Djarum kudus sebagai uji klompok besar dan
sekaligus uji efektifitasnya
b.
Sampel
penelitian ini berjumlah 20 atlet pemula yang usianya diantara 8-12 tahun di
sekolah sepakbola undip sebagai uji klompok kecil dan 51 atlet pemula yang
usianya diantara 8- 12 tahun di sekolah sepakbola Djarum kudus sebagai uji
klompok besar sekaligus uji efektifitasnya berjumlah 20 atlet
c.
Waktu
penelitian dilakukan pada bulan januari sampai bulan maret 2017 di lapangan
sepakbola undip semarang dan lapangan sepakbola Djarum kudus
E. Hasil
penenlitian
Hasil penenlitian ini
merupakan hasil dari tahapan yang sudah dilakukan oleh penenliti mengikuti
tahapan – tahapan yang sesuai dengan prosedur yang di inginkan dimana penenliti
melakukan hasil penenlitian pendahuluan dengan menyebarkan angket oleh para pelatih
yang bertugas di sekolah sepakbola diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Hasil Analisis Kebutuhan Pentingnya Model Latihan Untuk Atlet Pemula
Pada tabel 4.1
akan disajikan data hasil analisis
kebutuhan model latihan teknik dasar sepakbola untuk atlet pemula usia 8-12 tahun di sekolah
sepakbola yang berupa penyebaran angket yang berisi 51 pertanyaan kepada 20 pelatih sepakbola di 3 kabupaten dan 1
kota yang
berada di Jawa Tengah selama menjadi pelatih sekolah sepakbola. Sebagaimana tabel 4.1
di bawah ini:
Tabel 4.1 .
Hasil Penelitian Pendahuluan
Kepada Pelatih
No
|
Nama
SSB
|
Usia
|
Nilai
Skor
|
Klasifikasi
|
1.
|
SSB
KELET
|
12
|
84
|
Cukup
|
2.
|
LPSB
BINA INTI BANDUNG RESO
|
12
|
96
|
Cukup
|
3.
|
SSB
PUTRA WELAHAN
|
12
|
92
|
Cukup
|
4.
|
LPSB
PUTRA KURYA
|
12
|
94
|
Cukup
|
5.
|
SSB
PERSEKAR
|
12
|
92
|
Cukup
|
6.
|
SSB
PUTRA LAKSANA
|
12
|
94
|
Cukup
|
7.
|
SSB BINA PUTRA
|
12
|
100
|
Cukup
|
8.
|
SSB
BINA PUTRA WSB
|
12
|
95
|
Cukup
|
9.
|
SSB
GARUDA HIJAU
|
12
|
100
|
Cukup
|
10.
|
SSB
BINA PUTRA WONOSOBO
|
12
|
82
|
Kurang
|
11.
|
SSB
BINA PUTRA
|
12
|
99
|
Cukup
|
12.
|
SSB
PERSIGALA GARUNG KUDUS
|
12
|
93
|
Cukup
|
13.
|
LSSB
DJARUM
|
12
|
95
|
Cukup
|
14.
|
SSB
PARKID PUTRA
|
12
|
99
|
Cukup
|
15.
|
SSB
PESIANGGA GAULON
|
12
|
102
|
Cukup
|
16
|
SSB
UNDIP SEMARANG
|
12
|
88
|
Cukup
|
17.
|
SSB
TUGU MUDA SEMARANG
|
12
|
55
|
Kurang sekali
|
18.
|
SSB
TERANG BANGSA SEMARANG
|
12
|
91
|
Cukup
|
19.
|
SSB
PERSADA SEMARANG
|
12
|
105
|
Cukup
|
20.
|
SSB
PANGUDHI LUHUR SEMARANG
|
12
|
91
|
Cukup
|
Dari hasil analisis sebagai penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada
tanggal 20 sampai 24 juli 2016 di 3 kabupaten yaitu Kudus, Jepara, Wonosobo dan
1 Kota Semarang yang berada di Jawa Tengah bahwa dari
20 pelatih sekolah sepakbola menunjukkan hasil sebagai
berikut:
a.
Kriteria
18 pelatih yang melatih di sekolah sepakbola masuk
dalam kategori cukup
b.
Kriteria 1
pelatih yang melatih di sekolah sepakbola masuk
kategori kurang
c.
Kriteria 1 pelatih yang melatih di
sekolah sepakbola masuk kategori kurang sekali
Artinya dari 20 pelatih yang melatih di beberapa sekolah sepakbola di 3 Kabupaten dan 1
kota yang ada
di Jawa Tengah sangat memerlukan sebuah inovasi dan produk yang baru, yang diinginkan sebagai materi yang
akan disampaikan untuk melatih kepada
atlet yang berlatih yaitu pengembangan model latihan teknik dasar
sepakbola berbasis bermain untuk atlet pemula.
2. tahap
perencanaan model
Tahap
perencanaan model dilakukan oleh peneliti sebelum uji skala kecil peneliti
melakukan beberapa tahap dalam menyiapkan model yang didalamnya adalah materi –
materi bermain untuk disampaikan kepada atlet pemula usia 8- 12
tahun yang berlatih di sekolah sepakbola dalam proses menyiapkanya
tentu 1) peneliti berlatar belakang sebuah kebutuhan yang sudah dilakukan
melalui penelitian kebutuhan, 2) hasil analisis bermain yang dikembangkan
memiliki tahapan demi tahapan yang sempurna, 3) peneliti berfikir dan mengambil sebuah keputusan
bentuk – bentuk latihan yang bermuara pada prinsip bermain :
Bola bergerak
|
Pemain bergerak
|
Bola gerak dan
pemain bergerak
|
teknik dasar
sepakbola
|
Gambar 4 desain
pengembangan model
3.
validasi
ahli
dari uji validasi ahli yang berawal dari 36 variasi model
latihan tehnik dasar dribbling kebanyakan gugur dan tidak sesuai dengan
karakteristik atlet pemula yang berusaha 8- 12 tahun yaitu yang tingal 25
variasi model latihan tehnik dasar dribbling sepakbola, dengan alas an bahwa
variasi model yang dikembangkan banyak kesamaan yang hamper mirip ketika
variasi tersebut dilakukan, variasi yang gunakan masih tergolong sulit, dan
perlu adanya kematangan tehnik
4.
uji
efektifitas
a. Deskriptif Statistik Tes Dribbling
Tabel 1.
Hasil Paired
Samples Statistics Pre Test dan Post Test
Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai rata-rata hasil tes dribbling untuk atlet pemula usia 8-12
tahun sedang sebelum diberikan latihan dribbling
adalah 14,8470 dan setelah diberikan perlakuan
adalah 14,6210. Hasil tes menunjukkan peningkatan hasil dribbling sehingga teknik dasar dribbling
atlet meningkat.
Tabel 3
Hasil Paired
Samples Correlation Pre Test dan Post Tes
Berdasarkan hasil ouput tabel di
atas bahwa koefisien korelasi gerak manipulatif sebelum dan sesudah diberikan
model latihan dribbling dengan
p-value 0.00 < 0.05 jadi kesimpulanya ada hubungan yang signifikan.
Tabel 2
Hasil Paired Samples Correlation Pre Test dan Post Tes
Dalam uji signifikansi perbedaan dengan menggunakan SPSS didapat Mean=
0,22600 menunjukan selisih dari pre test dan post test, hasil t-hitung = 1,544
df = 19 dan p-value = 0.00 < 0.05 yang berarti terdapat perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan sesudah adanya perlakuan model latihan dribbling.
F. DAFTAR
PUSATAKA
Borg, Walter R. and Meredith D.
Gall. (1983). Educational Research: An Introduction, 4th Edition.
New York: Longman lnc.
Clive
Gifford, 2007 Keterampilan Sepak Bola
(Yogyakarta:
PT. Citra Aji Parama
Cosby S. Roger & Janet
K. Sawyers. 1995), Play In The Lives of Children. Washington DC: NAEYC,
Dwijawiyata, 2013Mari Bermain Bermain Kelompok untuk Anak Yogyakarta: Kanisius
Harsono.
1988 Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis
dalam Coaching.
Jakarta: Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan
Tudor
Bompa, G Gregory Haff, 2009 Periodization Theory And Metodolgy Of
Training
Tangkudung,
J dan Puspitorini W. 2012 Kepelatihan
Olahraga “Pembinaan Prestasi Olahraga”, akarta: Cerdas
Jaya,.
Rusdianto
& Setyo Bidiwanto. 2008 Dasar-Dasar
Kepelatihan Olahraga. Malang: Laboratorium Ilmu Keolahragaa Universitas
Negeri Malang
Husdarta, 2009 Manajemen pendidikan jasmani (Bandung:
Alfabeta,),
Mayke S. Tedjasaputra, 2007
Bermain mainan dan Bermain (Jakarta:
Pt Gramedia
Sue Docket & Marlyn
Fleer. 2000 Play & Pedagogy in Early Childhood – Bending the Rules. Sidney: Harcourt
Main Sabung Ayam di Agen Terbaik
BalasHapusAgen Casino Online Terbaik