Dr. Ahmad Atiq M.Pd
Jamilla sya’diah
Mimi Haetami, M.Pd
Harmoko S.Pd
Universitas Tanjung Pura
Abstrak
Sepak
bola merupakan olahraga yang bisa mewujudkan kebersamaan tidak melihat latar
belakang karakteristik (1) melalui kerjasama dan kekompakan
dalam bermain serta memberikan nilai – nilai yang sangat luar biasa besarnya dan baik (2) serta berpengaruh untuk meraih sebuah kemenangan budaya
yang luhur untuk menjadi manusia yang baik, empati dan bertangung jawab kepada
siapapun. sepak bola berkembang dengan pesat dari sabang sampai meraoke yang
bermuara di club- club kecil berupa sekolah sepak bola dalam proses program
pembinaan latihan yang bersifat masal, junior, remaja dan senior, latihan
tehnik dasar sepak bola menjadi peranan penting untuk menjadi bagian integral yang
dimainkan, salah satunya tehnik dasar heading
bola yang bertujuan untuk bisa membuang dan menjadikan goal ke gawang metode
untuk mengembangkan produk berupa model latihan tehnik dasar heading sepak bola
mengunakan borg and gall dengan
tehnik sepuluh tahapan, sampel penenlitian ini di uji coba oleh sekolah sepak
bola undip semarang sebagai uji klompok kecil dengan jumlah 20 atlet, dan
sekolah sepak bola Djarum kudus sebagai uji klompok besar 51 atlet sekaligus
uji efektifitas 20 atlet dengan yang sudah dilakukan pada bulan januari sampai
maret 2017. intrumen heading bola
yang dimodifikasi untuk atlet pemula dan divalidasi oleh ahli atau pakar sepak
bola dengan hasil bahwa setelah melakukan penenlitian pendahuluan maka
divalidasi oleh ahli yang berawal dari 20 variasi model latihan dribling gugur
5 menjadi 15 variasi model latihan dribbling untuk atlet pemula usia 8-12
tahun, dan dilakukan Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai rata-rata hasil tes
9,9815 dan setelah
diberikan perlakuan adalah 9,9270. Hasil tes menunjukkan peningkatan hasil heading sehingga teknik dasar heading atlet meningkat., sehingga bahwa kesimpulan dari
pengembangan model latihan tehnik dasar heading bola sepak bola berbasis
bermain untuk atlet pemula bisa diterima sesuai karakter pemain yang berusia
8-12 tahun
Kata
Kunci : Model Pengembangan, Latihan Teknik Dasar Sepak Bola, Bermain
Pendahuluan
Sepak bola merupakan alat
komunikasi untuk saling mengenal baik itu usia pemula, usia dini, usia remaja,
usia junior dan usia senior yang secara langsung berhadapan yang terdiri dari
pemain berposisi kiper, belakang, tengah dan depan didampinggi oleh pelatih
diluar lapangan dan di pimpin langsung oleh wasit ketika permainan dimulai, sepak
bola juga tidak kalah pentingya adalah olahraga yang bisa menyatukan
keberagaman antar umat yang beragama, antar budaya, antar suku dan antar
bernegara karena sepak bola sendiri terlahir dan berkembang melalui
pertandingan baik semi kompetisi maupun kompetisi yang diadakan oleh fifa, dan
federasi sepak bola di setiap Negara masing – masing, sepak bola selalu
memunculkan suasana yang senang, riang dan membuat cerita yang indah disetiap
perjalananya baik untuk usia berapapun hingga sampai saat ini sepak bola tidak
pernah lelah dan melahirkan pemain yang handal melalui sebuah kemampuan untuk bisa maju dan berkembang bagi setiap
pemain , didalam sepak bola yang dimainkan pemain memerlukan kemampuan yang didominasi
oleh tehnik dasar, fisik, mental dan taktik, namun yang perlu digaris bawahi
khususnya tehnik dasar sepak bola dimana keseluruhan tehnik sangat berpengaruh
untuk meraih sebuah kemenangan, kemampuan tehnik ini salah satunya adalah
heading bola yang harus dilakukan oleh setiap pemain pada saat latihan maupun
pertandingan, heading sebenarnya gerakan tehnik yang sangat mudah dilakukan
oleh pemain atau atau atlet pada umumnya namun yang terjadi sebuah kejangalan
pada saat membuang bola dengan posisi belakang harusnya keatasa namun
sebaliknya, ketika di tengah para pemain sulit melakukan duel heading apalgi
ketika pemain depan berpeluang untuk mencetak goal dengan posisi heading untuk
itu pelatih harus memberikan variasi disetiap setiap latihan secara bertahap,
dan terprogram, dan terarah dengan pola sederhana, disini untuk atlet pemula
yang baru menginjak usia 8-12 tahun yang sebenarnya dunianya adalah bermain
maka hal tersebut cocok untuk diberikan dan di latih oleh pelatih secara
langsung dengan materi tehnik dasar sepak bola heading yang sesuai
karakteristik atlet pemula yang sedang dalam tumbuh dan berkembang, bermain
merupakan wujud langsung bahwa anak bisa menerima dan melakukan sehingga
mengalami respek langsung untuk senang, gembira dan terpola secara psikologi,
Kajian Pustaka
1.
Latihan
Teknik Dasar Sepak bola
Latihan teknik adalah latihan
untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk mampu melakukan cabang olahraga yang di lakukan
atlet. Dalam melakukan
latihan teknik bompa menyarankan supaya tidak menggunakan model atau contoh
teknik elit atlet, karena teknik mereka mungkin secara fisiologis tidak
memenuhi syarat beomekanik, maka di sini disarankan menggunakan model yang
dapat diterima oleh atlet yakni model yang sesuai beo-mekanik dan fisiologis atlet. sedangkan Tangkudung
menjelaskan identifikasi tipe ketrampilan yang dibutuhkan dalam melatih teknik. Beberapa pendapat diatas ditarik sebuah kesimpulan bahwa dalam sebuah
cabang olahraga seorang pemain atau atlet
harus mampu menguasai teknik yang baik dan benar agar dapat mengubah
posisi sesuai dengan kondidsi yang sebenarnya, untuk dapat menguasi terknik
yang baik dan benar maka atlet harus berlatih teknik sedemikian rupa dengan
menyesuaikan potensi yang dimilikinya baik secara fisiologis maupun secara
biomekaniknya.
Latihan teknik memiliki
klasifikasi yang berbeda antara teknik dasar, teknik menengah dan teknik
tinggi, berikut ini penjelasannya:
Gambar 1.
Macam-Macam Klasifikasi dalam Teknik
Bersadarkan
klasifikasi latihan teknik di atas maka, dapat dipahami bahwa dalam melakukan
setiap latihan teknik haruslah melalui beberapa tahap mulai dari yang mudah
sampai ke tingkat tinggi, merujuk dari teori tersebut maka dalam penelitian ini
akan dilakukan proses sedemikian rupa sehingga dalam pelatihan dasar tenis lapangan
akan menggunakan tahapan-tahapan seperti di atas.
Proses Latihan Teknik Saat
latihan teknik dapat dipastikan tujuan
akhirnya
terletak pada hasil gerak otomatisasi, dalam latihan agar terjadi gerak
otomatisasi maka perlunya beberapa proses yang harus di lalui, menurut
Rusdianti & Setyo Budiwanto latihan tekni harus melalui beberapa proses
yang dapat dilihat pada bagan di lembaran
berikutnya:
Gambar 2
Tahap Latihan
A.
Tehnik dasar sepak bola
Beberapa
teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepak bola adalah mengumpan, menendang (kicking),
menghentikan atau mengontrol (stoping), umpan panjang, gerakan dan ruang, melindungi bola, membelok, tendangan volley, menggiring
(dribbling), menyundul (heading), merampas (tacling), lemparan kedalam (throw in), tackling, shooting dan
menjaga gawang (goal keeping). Di bawah ini akan dijelaskan beberapa teknik
menendang, menghentikan, menggiring, menyundul dan shooting dalam
Bermain sepak bola.
1. Teknik Dasar Menyundul Bola (Heading)
Heading
adalah salah satu teknik dasar yang
terdapat dalam permainan sepak bola. Teknik ini merupakan salah satu cara dalam
sepak bola untuk mengumpan atau mencetak gol. “Apabila dilakukan dengan benar
kemampuan pemain dalam menanduk bola akan sangat membantu sebuah tim untuk
melakukan serangan-serangan variatif., dengan adanya heading para pemain harus
memberanikan diri untuk melakukan dengan cara membuka mata dan posisi tepat
agar bola yang di heading tetap dalam pola tertentu. Heading adalah “seni mengarahkan bola dengan menggunakan bagian
kepala untuk mendorong atau menghantam bola ke suatu sasaran”. Heading sering terjadi pada saat pemain
melakukan lemparan ke dalam, dan pada saat tendangan penjuru. Artinya bahwa heading
bisa dilakukan dengan kembali pada orang yang melempar kedalam atau melakukan
dengan bek kepada teman lainya Gerakan menyundul bola sangat berperan dalam Bermain sepak bola,
khususnya untuk menjaringkan bola ke gawang. Hasil sundulan bola justru
akan membuat gol yang lebih cantik. Untuk menyundul dengan baik, maka
perkenaan bola dapat dilakukan dengan dahi atau kening. Sedangkan cara
pelaksanaannya dapat dilakukan secara berdiri atau dengan melompat.
Berikut teknik menyundul bola:
1.
Berdiri rileks, pandangan ke arah datangnya bola.
2.
Kedua lutut agak ditekuk.
3.
Begitu bola dekat dengan kepala, ambil awalan dengan menarik kepala ke
belakang, lalu patukkan kepala ke depan sehingga dahi menyundul bola.
4.
Gerakan menyundul ini dapat dilakukan dengan berdiri atau meloncat.
Gambar 3
Heading
Bola
Sumber: Danny
Mielke, Dasar-dasar Sepak Bola
(Bandung: Pakar
Raya 2007), h.52
Teknik dasar heading bola bisa juga dilakukan dengan bola yang
dilempar sendiri, bola dilempat teman pada saat latihan dan pemainya bergerak
baik dengan bagian kening depan atas mata sebagai bola yang dilepaskan arah
tujuanya kedepan dengan situasi yang
menentukan, mengheading bola juga bisa dilakukan pemain yang diam dan bolanya
yang bergerak, dan yang terakhir bahwa pemain bergerak dan bolanya juga sama
bergerak jika pemain belakang wajib
melakukanya heading keatas jauh, pemain tengah bisa diberikan pada teman, dan
jika pemain depan wajib dan bisa mencetak goal dikarenakan yang pali sulit bagi
penjaga gawang adalah menerima bola heading.
Metodologi
1.
Model Pengembangan Borg and Gall
Deskripsi
tentang prosedur dan langkah-langkah penelitian pengembangan sudah banyak dikembangkan. Prosedur penelitian pengembangan pada dasarnya terdiri
dari dua tujuan utama, yaitu
mengembangkan produk, dan manguji keefektifan produk dalam mencapai
tujuan.Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembang sedangkan tujuan kedua
disebut sebagai validitas. Dengan demikian, konsep penelitian pengembangan
lebih dapat diartikan sebagai upaya pengembangan yang sekaligus disertai dengan
upaya validitasinya.
Secara konseptual, pendekatan
penelitian dan pengembangan mencakup 10
langkah umum, sebagaimana diuraikan Borg & Gall sebagai berikut :
1)
Research and
information collecting, 2) Planning, 3) Develop preminary from of
product, 4) Preliminary field testing,
5) Main product revision, 6) Main field
testing, 7). Operational product
revision, 8) Operational field testing, 9) Final product revision, dan 10)
Dissemination and Implementation
Atau dapat juga digambarkan dalam
bentuk skema tahapan pengembangan seperti pada gambar di bawah
ini
Gambar 4
Instructional
Design R and D
Research and information collecting
|
Develop preminary from
of product
|
Preliminary
field testing
|
Operational
field testing
|
Operational
product revision
|
Dissemination and
Implementation
|
Sumber: Walter R. Borg and Meredith D. Gall, Educational Research: An Introduction, 4th Edition. (New York: Longman lnc., 1983)
2.
Populasi,
sampel tempat penelitian dan waktu
penelitian
a.
Populasi
dalam penelitian ini adalah sekolah sepak bola undip semarang sebagai uji
klompok kecil dan sekolah sepak bola Djarum kudus sebagai uji klompok besar dan
sekaligus uji efektifitasnya
b.
Sampel
penelitian ini berjumlah 20 atlet pemula yang usianya diantara 8-12 tahun di
sekolah sepak bola undip sebagai uji klompok kecil dan 51 atlet pemula yang
usianya diantara 8- 12 tahun di sekolah sepak bola Djarum kudus sebagai uji
klompok besar sekaligus uji efektifitasnya berjumlah 20 atlet
c.
Waktu
penelitian dilakukan pada bulan januari sampai bulan maret 2017 di lapangan sepak
bola undip semarang dan lapangan sepak bola Djarum kudus
Hasil
penenlitian
Hasil penenlitian ini merupakan hasil dari tahapan
yang sudah dilakukan oleh penenliti mengikuti tahapan – tahapan yang sesuai
dengan prosedur yang di inginkan dimana penenliti melakukan hasil penenlitian
pendahuluan dengan menyebarkan angket oleh para pelatih yang bertugas di
sekolah sepak bola diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Hasil
Analisis Kebutuhan Pentingnya Model Latihan Untuk
Atlet Pemula
Pada tabel 4.1 akan disajikan
data hasil analisis kebutuhan model latihan teknik
dasar sepak bola untuk atlet pemula usia 8-12 tahun di sekolah sepak
bola yang berupa penyebaran angket yang berisi 51 pertanyaan kepada 20 pelatih sepak bola di 3 kabupaten
dan 1 kota yang berada di Jawa Tengah selama menjadi pelatih
sekolah sepak bola. Sebagaimana tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 1
Hasil Penelitian Pendahuluan
Kepada Pelatih
No
|
Nama SSB
|
Usia
|
Nilai Skor
|
Klasifikasi
|
1.
|
SSB KELET
|
12
|
84
|
Cukup
|
2.
|
LPSB BINA
INTI BANDUNG RESO
|
12
|
96
|
Cukup
|
3.
|
SSB PUTRA
WELAHAN
|
12
|
92
|
Cukup
|
4.
|
LPSB PUTRA
KURYA
|
12
|
94
|
Cukup
|
5.
|
SSB PERSEKAR
|
12
|
92
|
Cukup
|
6.
|
SSB PUTRA
LAKSANA
|
12
|
94
|
Cukup
|
7.
|
SSB BINA PUTRA
|
12
|
100
|
Cukup
|
8.
|
SSB BINA
PUTRA WSB
|
12
|
95
|
Cukup
|
9.
|
SSB GARUDA
HIJAU
|
12
|
100
|
Cukup
|
10.
|
SSB BINA
PUTRA WONOSOBO
|
12
|
82
|
Kurang
|
11.
|
SSB BINA
PUTRA
|
12
|
99
|
Cukup
|
12.
|
SSB
PERSIGALA GARUNG KUDUS
|
12
|
93
|
Cukup
|
13.
|
LSSB
DJARUM
|
12
|
95
|
Cukup
|
14.
|
SSB PARKID
PUTRA
|
12
|
99
|
Cukup
|
15.
|
SSB
PESIANGGA GAULON
|
12
|
102
|
Cukup
|
16
|
SSB UNDIP
SEMARANG
|
12
|
88
|
Cukup
|
17.
|
SSB TUGU
MUDA SEMARANG
|
12
|
55
|
Kurang sekali
|
18.
|
SSB TERANG
BANGSA SEMARANG
|
12
|
91
|
Cukup
|
19.
|
SSB
PERSADA SEMARANG
|
12
|
105
|
Cukup
|
20.
|
SSB
PANGUDHI LUHUR SEMARANG
|
12
|
91
|
Cukup
|
Dari hasil analisis sebagai penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada
tanggal 20 sampai 24 juli 2016 di 3 kabupaten yaitu Kudus, Jepara, Wonosobo dan
1 Kota Semarang yang berada di Jawa Tengah bahwa dari
20 pelatih sekolah sepak bola menunjukkan hasil sebagai
berikut:
a.
Kriteria
18 pelatih yang melatih di sekolah sepak bola masuk
dalam kategori cukup
b.
Kriteria 1
pelatih yang melatih di sekolah sepak bola masuk
kategori kurang
c.
Kriteria 1 pelatih yang
melatih di sekolah sepak bola masuk kategori kurang
sekali
Artinya dari 20 pelatih yang melatih di beberapa sekolah sepak bola di 3 Kabupaten dan 1
kota yang ada di Jawa Tengah sangat memerlukan sebuah inovasi dan produk
yang baru, yang diinginkan sebagai materi yang
akan disampaikan untuk melatih kepada atlet yang berlatih yaitu
pengembangan model latihan teknik dasar sepak
bola berbasis bermain untuk atlet pemula.
2.
tahap perencanaan model
Tahap perencanaan model
dilakukan oleh peneliti sebelum uji skala kecil peneliti melakukan beberapa
tahap dalam menyiapkan model yang didalamnya adalah materi – materi bermain
untuk disampaikan kepada atlet pemula usia 8- 12 tahun
yang berlatih di sekolah sepak bola dalam
proses menyiapkanya tentu 1) peneliti berlatar belakang sebuah kebutuhan yang
sudah dilakukan melalui penelitian kebutuhan, 2) hasil analisis bermain yang
dikembangkan memiliki tahapan demi tahapan yang sempurna, 3) peneliti berfikir dan mengambil sebuah keputusan
bentuk – bentuk latihan yang bermuara pada prinsip bermain
Gambar 5 desain
pengembangan model
Bola gerak dan
pemain bergerak
|
3.
validasi
ahli
dari
uji validasi ahli yang berawal dari 36 variasi model latihan tehnik dasar
dribbling kebanyakan gugur dan tidak sesuai dengan karakteristik atlet pemula
yang berusaha 8- 12 tahun yaitu yang tingal 25 variasi model latihan tehnik
dasar dribbling sepak bola, dengan alas an bahwa variasi model yang
dikembangkan banyak kesamaan yang hamper mirip ketika variasi tersebut
dilakukan, variasi yang gunakan masih tergolong sulit, dan perlu adanya
kematangan tehnik
4.
intrumen tes
1) Tes
(Heading)
Tujuan:
Tes ini bertujuan
mengukur kemampuan dan kecakapan mengheading bola kesasaran
yaitu gawang
Pelaksanaan tes:
Bola
diletakkan pada sebuah titik berjarak 5 meter dari garis gawang dan tepat di
pertengahan lebar gawang. Dengan awalan Atlet (testee) mengheading bola tersebut sekuat
mungkin kearah sasaran. Pelaksanaannya tidak dengan aba-aba. Oleh karena
kecepatan tembakan juga mendapatkan penilaian, maka waktunya harus diambil.
Pengambil waktu menjalankan stopwatchnya tepat ketika kaki Atlet (testee)
mengambil bola dan tepat saat bola masuk kegawang dengan melewati garis gawang,
pengambil waktu menghentikan stopwatchnya.
Pencatatan hasil:
Hasil yang
dicatat adalah:
1.
Hasil
heading yang berupa angka sasaran yang dikenai bola
2.
Kecepatan
tembakan yang berupa waktu yang ditempuh bola dari mulai diheading sampai masuk gawang sebanyak 5 bola saat mengenai sasaran.
Waktu dicatat
Gambar 3.6 Heading
Sumber:
Peneliti
5.
Uji Efektifitas
a.
Deskriptif Statistik Tes Heading
Tabel 2
Hasil Paired Samples Statistics Pre Test dan Post Test
Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai rata-rata hasil tes
heading untuk atlet pemula usia 8-12
tahun sedang sebelum diberikan latihan heading
adalah 9,9815 dan setelah diberikan perlakuan
adalah 9,9270. Hasil tes menunjukkan peningkatan hasil heading sehingga teknik dasar heading
atlet meningkat.
Tabel 3
Hasil Paired Samples Correlation Pre Test dan Post Tes
Berdasarkan hasil ouput
tabel di atas bahwa koefisien korelasi gerak manipulatif sebelum dan sesudah
diberikan model latihan heading
dengan p-value 0.00 < 0.05 jadi kesimpulanya ada hubungan yang signifikan.
Tabel 4
Hasil Paired Samples Correlation Pre Test dan Post Tes
Dalam uji signifikansi perbedaan dengan menggunakan SPSS
didapat Mean= 0,05450 menunjukan selisih dari pre test dan post test, hasil
t-hitung = 0,912 df = 19 dan p-value = 0.00 < 0.05 yang berarti terdapat
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah adanya perlakuan model
latihan heading.
A.
DAFTAR PUSATAKA
Borg, Walter R. and Meredith D. Gall. (1983). Educational Research: An Introduction, 4th Edition.
New York: Longman lnc.
Clive
Gifford,
2007 Keterampilan Sepak Bola (Yogyakarta: PT.
Citra Aji Parama
Cosby S. Roger &
Janet K. Sawyers. 1995), Play In The Lives of Children.
Washington DC: Pengembangan Model Latihan Tehnik
Dasar Heading Sepak bola Berbasis Bermain Untuk Atlet Pemula Usia 8-12 Tahun
Dr. Ahmad Atiq M.Pd
Jamilla sya’diah
Mimi Haetami, M.Pd
Harmoko S.Pd
Universitas Tanjung Pura
Abstrak
Sepak
bola merupakan olahraga yang bisa mewujudkan kebersamaan tidak melihat latar
belakang karakteristik (1) melalui kerjasama dan kekompakan
dalam bermain serta memberikan nilai – nilai yang sangat luar biasa besarnya dan baik (2) serta berpengaruh untuk meraih sebuah kemenangan budaya
yang luhur untuk menjadi manusia yang baik, empati dan bertangung jawab kepada
siapapun. sepak bola berkembang dengan pesat dari sabang sampai meraoke yang
bermuara di club- club kecil berupa sekolah sepak bola dalam proses program
pembinaan latihan yang bersifat masal, junior, remaja dan senior, latihan
tehnik dasar sepak bola menjadi peranan penting untuk menjadi bagian integral yang
dimainkan, salah satunya tehnik dasar heading
bola yang bertujuan untuk bisa membuang dan menjadikan goal ke gawang metode
untuk mengembangkan produk berupa model latihan tehnik dasar heading sepak bola
mengunakan borg and gall dengan
tehnik sepuluh tahapan, sampel penenlitian ini di uji coba oleh sekolah sepak
bola undip semarang sebagai uji klompok kecil dengan jumlah 20 atlet, dan
sekolah sepak bola Djarum kudus sebagai uji klompok besar 51 atlet sekaligus
uji efektifitas 20 atlet dengan yang sudah dilakukan pada bulan januari sampai
maret 2017. intrumen heading bola
yang dimodifikasi untuk atlet pemula dan divalidasi oleh ahli atau pakar sepak
bola dengan hasil bahwa setelah melakukan penenlitian pendahuluan maka
divalidasi oleh ahli yang berawal dari 20 variasi model latihan dribling gugur
5 menjadi 15 variasi model latihan dribbling untuk atlet pemula usia 8-12
tahun, dan dilakukan Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai rata-rata hasil tes
9,9815 dan setelah
diberikan perlakuan adalah 9,9270. Hasil tes menunjukkan peningkatan hasil heading sehingga teknik dasar heading atlet meningkat., sehingga bahwa kesimpulan dari
pengembangan model latihan tehnik dasar heading bola sepak bola berbasis
bermain untuk atlet pemula bisa diterima sesuai karakter pemain yang berusia
8-12 tahun
Kata
Kunci : Model Pengembangan, Latihan Teknik Dasar Sepak Bola, Bermain
Pendahuluan
Sepak bola merupakan alat
komunikasi untuk saling mengenal baik itu usia pemula, usia dini, usia remaja,
usia junior dan usia senior yang secara langsung berhadapan yang terdiri dari
pemain berposisi kiper, belakang, tengah dan depan didampinggi oleh pelatih
diluar lapangan dan di pimpin langsung oleh wasit ketika permainan dimulai, sepak
bola juga tidak kalah pentingya adalah olahraga yang bisa menyatukan
keberagaman antar umat yang beragama, antar budaya, antar suku dan antar
bernegara karena sepak bola sendiri terlahir dan berkembang melalui
pertandingan baik semi kompetisi maupun kompetisi yang diadakan oleh fifa, dan
federasi sepak bola di setiap Negara masing – masing, sepak bola selalu
memunculkan suasana yang senang, riang dan membuat cerita yang indah disetiap
perjalananya baik untuk usia berapapun hingga sampai saat ini sepak bola tidak
pernah lelah dan melahirkan pemain yang handal melalui sebuah kemampuan untuk bisa maju dan berkembang bagi setiap
pemain , didalam sepak bola yang dimainkan pemain memerlukan kemampuan yang didominasi
oleh tehnik dasar, fisik, mental dan taktik, namun yang perlu digaris bawahi
khususnya tehnik dasar sepak bola dimana keseluruhan tehnik sangat berpengaruh
untuk meraih sebuah kemenangan, kemampuan tehnik ini salah satunya adalah
heading bola yang harus dilakukan oleh setiap pemain pada saat latihan maupun
pertandingan, heading sebenarnya gerakan tehnik yang sangat mudah dilakukan
oleh pemain atau atau atlet pada umumnya namun yang terjadi sebuah kejangalan
pada saat membuang bola dengan posisi belakang harusnya keatasa namun
sebaliknya, ketika di tengah para pemain sulit melakukan duel heading apalgi
ketika pemain depan berpeluang untuk mencetak goal dengan posisi heading untuk
itu pelatih harus memberikan variasi disetiap setiap latihan secara bertahap,
dan terprogram, dan terarah dengan pola sederhana, disini untuk atlet pemula
yang baru menginjak usia 8-12 tahun yang sebenarnya dunianya adalah bermain
maka hal tersebut cocok untuk diberikan dan di latih oleh pelatih secara
langsung dengan materi tehnik dasar sepak bola heading yang sesuai
karakteristik atlet pemula yang sedang dalam tumbuh dan berkembang, bermain
merupakan wujud langsung bahwa anak bisa menerima dan melakukan sehingga
mengalami respek langsung untuk senang, gembira dan terpola secara psikologi,
Kajian Pustaka
1.
Latihan
Teknik Dasar Sepak bola
Latihan teknik adalah latihan
untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk mampu melakukan cabang olahraga yang di lakukan
atlet. Dalam melakukan
latihan teknik bompa menyarankan supaya tidak menggunakan model atau contoh
teknik elit atlet, karena teknik mereka mungkin secara fisiologis tidak
memenuhi syarat beomekanik, maka di sini disarankan menggunakan model yang
dapat diterima oleh atlet yakni model yang sesuai beo-mekanik dan fisiologis atlet. sedangkan Tangkudung
menjelaskan identifikasi tipe ketrampilan yang dibutuhkan dalam melatih teknik. Beberapa pendapat diatas ditarik sebuah kesimpulan bahwa dalam sebuah
cabang olahraga seorang pemain atau atlet
harus mampu menguasai teknik yang baik dan benar agar dapat mengubah
posisi sesuai dengan kondidsi yang sebenarnya, untuk dapat menguasi terknik
yang baik dan benar maka atlet harus berlatih teknik sedemikian rupa dengan
menyesuaikan potensi yang dimilikinya baik secara fisiologis maupun secara
biomekaniknya.
Latihan teknik memiliki
klasifikasi yang berbeda antara teknik dasar, teknik menengah dan teknik
tinggi, berikut ini penjelasannya:
Gambar 1.
Macam-Macam Klasifikasi dalam Teknik
Bersadarkan
klasifikasi latihan teknik di atas maka, dapat dipahami bahwa dalam melakukan
setiap latihan teknik haruslah melalui beberapa tahap mulai dari yang mudah
sampai ke tingkat tinggi, merujuk dari teori tersebut maka dalam penelitian ini
akan dilakukan proses sedemikian rupa sehingga dalam pelatihan dasar tenis lapangan
akan menggunakan tahapan-tahapan seperti di atas.
Proses Latihan Teknik Saat
latihan teknik dapat dipastikan tujuan
akhirnya
terletak pada hasil gerak otomatisasi, dalam latihan agar terjadi gerak
otomatisasi maka perlunya beberapa proses yang harus di lalui, menurut
Rusdianti & Setyo Budiwanto latihan tekni harus melalui beberapa proses
yang dapat dilihat pada bagan di lembaran
berikutnya:
Gambar 2
Tahap Latihan
A.
Tehnik dasar sepak bola
Beberapa
teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepak bola adalah mengumpan, menendang (kicking),
menghentikan atau mengontrol (stoping), umpan panjang, gerakan dan ruang, melindungi bola, membelok, tendangan volley, menggiring
(dribbling), menyundul (heading), merampas (tacling), lemparan kedalam (throw in), tackling, shooting dan
menjaga gawang (goal keeping). Di bawah ini akan dijelaskan beberapa teknik
menendang, menghentikan, menggiring, menyundul dan shooting dalam
Bermain sepak bola.
1. Teknik Dasar Menyundul Bola (Heading)
Heading
adalah salah satu teknik dasar yang
terdapat dalam permainan sepak bola. Teknik ini merupakan salah satu cara dalam
sepak bola untuk mengumpan atau mencetak gol. “Apabila dilakukan dengan benar
kemampuan pemain dalam menanduk bola akan sangat membantu sebuah tim untuk
melakukan serangan-serangan variatif., dengan adanya heading para pemain harus
memberanikan diri untuk melakukan dengan cara membuka mata dan posisi tepat
agar bola yang di heading tetap dalam pola tertentu. Heading adalah “seni mengarahkan bola dengan menggunakan bagian
kepala untuk mendorong atau menghantam bola ke suatu sasaran”. Heading sering terjadi pada saat pemain
melakukan lemparan ke dalam, dan pada saat tendangan penjuru. Artinya bahwa heading
bisa dilakukan dengan kembali pada orang yang melempar kedalam atau melakukan
dengan bek kepada teman lainya Gerakan menyundul bola sangat berperan dalam Bermain sepak bola,
khususnya untuk menjaringkan bola ke gawang. Hasil sundulan bola justru
akan membuat gol yang lebih cantik. Untuk menyundul dengan baik, maka
perkenaan bola dapat dilakukan dengan dahi atau kening. Sedangkan cara
pelaksanaannya dapat dilakukan secara berdiri atau dengan melompat.
Berikut teknik menyundul bola:
1.
Berdiri rileks, pandangan ke arah datangnya bola.
2.
Kedua lutut agak ditekuk.
3.
Begitu bola dekat dengan kepala, ambil awalan dengan menarik kepala ke
belakang, lalu patukkan kepala ke depan sehingga dahi menyundul bola.
4.
Gerakan menyundul ini dapat dilakukan dengan berdiri atau meloncat.
Gambar 3
Heading
Bola
Sumber: Danny
Mielke, Dasar-dasar Sepak Bola
(Bandung: Pakar
Raya 2007), h.52
Teknik dasar heading bola bisa juga dilakukan dengan bola yang
dilempar sendiri, bola dilempat teman pada saat latihan dan pemainya bergerak
baik dengan bagian kening depan atas mata sebagai bola yang dilepaskan arah
tujuanya kedepan dengan situasi yang
menentukan, mengheading bola juga bisa dilakukan pemain yang diam dan bolanya
yang bergerak, dan yang terakhir bahwa pemain bergerak dan bolanya juga sama
bergerak jika pemain belakang wajib
melakukanya heading keatas jauh, pemain tengah bisa diberikan pada teman, dan
jika pemain depan wajib dan bisa mencetak goal dikarenakan yang pali sulit bagi
penjaga gawang adalah menerima bola heading.
Metodologi
1.
Model Pengembangan Borg and Gall
Deskripsi
tentang prosedur dan langkah-langkah penelitian pengembangan sudah banyak dikembangkan. Prosedur penelitian pengembangan pada dasarnya terdiri
dari dua tujuan utama, yaitu
mengembangkan produk, dan manguji keefektifan produk dalam mencapai
tujuan.Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembang sedangkan tujuan kedua
disebut sebagai validitas. Dengan demikian, konsep penelitian pengembangan
lebih dapat diartikan sebagai upaya pengembangan yang sekaligus disertai dengan
upaya validitasinya.
Secara konseptual, pendekatan
penelitian dan pengembangan mencakup 10
langkah umum, sebagaimana diuraikan Borg & Gall sebagai berikut :
1)
Research and
information collecting, 2) Planning, 3) Develop preminary from of
product, 4) Preliminary field testing,
5) Main product revision, 6) Main field
testing, 7). Operational product
revision, 8) Operational field testing, 9) Final product revision, dan 10)
Dissemination and Implementation
Atau dapat juga digambarkan dalam
bentuk skema tahapan pengembangan seperti pada gambar di bawah
ini
Gambar 4
Instructional
Design R and D
Research and information collecting
|
Develop preminary from
of product
|
Preliminary
field testing
|
Operational
field testing
|
Operational
product revision
|
Dissemination and
Implementation
|
Sumber: Walter R. Borg and Meredith D. Gall, Educational Research: An Introduction, 4th Edition. (New York: Longman lnc., 1983)
2.
Populasi,
sampel tempat penelitian dan waktu
penelitian
a.
Populasi
dalam penelitian ini adalah sekolah sepak bola undip semarang sebagai uji
klompok kecil dan sekolah sepak bola Djarum kudus sebagai uji klompok besar dan
sekaligus uji efektifitasnya
b.
Sampel
penelitian ini berjumlah 20 atlet pemula yang usianya diantara 8-12 tahun di
sekolah sepak bola undip sebagai uji klompok kecil dan 51 atlet pemula yang
usianya diantara 8- 12 tahun di sekolah sepak bola Djarum kudus sebagai uji
klompok besar sekaligus uji efektifitasnya berjumlah 20 atlet
c.
Waktu
penelitian dilakukan pada bulan januari sampai bulan maret 2017 di lapangan sepak
bola undip semarang dan lapangan sepak bola Djarum kudus
Hasil
penenlitian
Hasil penenlitian ini merupakan hasil dari tahapan
yang sudah dilakukan oleh penenliti mengikuti tahapan – tahapan yang sesuai
dengan prosedur yang di inginkan dimana penenliti melakukan hasil penenlitian
pendahuluan dengan menyebarkan angket oleh para pelatih yang bertugas di
sekolah sepak bola diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Hasil
Analisis Kebutuhan Pentingnya Model Latihan Untuk
Atlet Pemula
Pada tabel 4.1 akan disajikan
data hasil analisis kebutuhan model latihan teknik
dasar sepak bola untuk atlet pemula usia 8-12 tahun di sekolah sepak
bola yang berupa penyebaran angket yang berisi 51 pertanyaan kepada 20 pelatih sepak bola di 3 kabupaten
dan 1 kota yang berada di Jawa Tengah selama menjadi pelatih
sekolah sepak bola. Sebagaimana tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 1
Hasil Penelitian Pendahuluan
Kepada Pelatih
No
|
Nama SSB
|
Usia
|
Nilai Skor
|
Klasifikasi
|
1.
|
SSB KELET
|
12
|
84
|
Cukup
|
2.
|
LPSB BINA
INTI BANDUNG RESO
|
12
|
96
|
Cukup
|
3.
|
SSB PUTRA
WELAHAN
|
12
|
92
|
Cukup
|
4.
|
LPSB PUTRA
KURYA
|
12
|
94
|
Cukup
|
5.
|
SSB PERSEKAR
|
12
|
92
|
Cukup
|
6.
|
SSB PUTRA
LAKSANA
|
12
|
94
|
Cukup
|
7.
|
SSB BINA PUTRA
|
12
|
100
|
Cukup
|
8.
|
SSB BINA
PUTRA WSB
|
12
|
95
|
Cukup
|
9.
|
SSB GARUDA
HIJAU
|
12
|
100
|
Cukup
|
10.
|
SSB BINA
PUTRA WONOSOBO
|
12
|
82
|
Kurang
|
11.
|
SSB BINA
PUTRA
|
12
|
99
|
Cukup
|
12.
|
SSB
PERSIGALA GARUNG KUDUS
|
12
|
93
|
Cukup
|
13.
|
LSSB
DJARUM
|
12
|
95
|
Cukup
|
14.
|
SSB PARKID
PUTRA
|
12
|
99
|
Cukup
|
15.
|
SSB
PESIANGGA GAULON
|
12
|
102
|
Cukup
|
16
|
SSB UNDIP
SEMARANG
|
12
|
88
|
Cukup
|
17.
|
SSB TUGU
MUDA SEMARANG
|
12
|
55
|
Kurang sekali
|
18.
|
SSB TERANG
BANGSA SEMARANG
|
12
|
91
|
Cukup
|
19.
|
SSB
PERSADA SEMARANG
|
12
|
105
|
Cukup
|
20.
|
SSB
PANGUDHI LUHUR SEMARANG
|
12
|
91
|
Cukup
|
Dari hasil analisis sebagai penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada
tanggal 20 sampai 24 juli 2016 di 3 kabupaten yaitu Kudus, Jepara, Wonosobo dan
1 Kota Semarang yang berada di Jawa Tengah bahwa dari
20 pelatih sekolah sepak bola menunjukkan hasil sebagai
berikut:
a.
Kriteria
18 pelatih yang melatih di sekolah sepak bola masuk
dalam kategori cukup
b.
Kriteria 1
pelatih yang melatih di sekolah sepak bola masuk
kategori kurang
c.
Kriteria 1 pelatih yang
melatih di sekolah sepak bola masuk kategori kurang
sekali
Artinya dari 20 pelatih yang melatih di beberapa sekolah sepak bola di 3 Kabupaten dan 1
kota yang ada di Jawa Tengah sangat memerlukan sebuah inovasi dan produk
yang baru, yang diinginkan sebagai materi yang
akan disampaikan untuk melatih kepada atlet yang berlatih yaitu
pengembangan model latihan teknik dasar sepak
bola berbasis bermain untuk atlet pemula.
2.
tahap perencanaan model
Tahap perencanaan model
dilakukan oleh peneliti sebelum uji skala kecil peneliti melakukan beberapa
tahap dalam menyiapkan model yang didalamnya adalah materi – materi bermain
untuk disampaikan kepada atlet pemula usia 8- 12 tahun
yang berlatih di sekolah sepak bola dalam
proses menyiapkanya tentu 1) peneliti berlatar belakang sebuah kebutuhan yang
sudah dilakukan melalui penelitian kebutuhan, 2) hasil analisis bermain yang
dikembangkan memiliki tahapan demi tahapan yang sempurna, 3) peneliti berfikir dan mengambil sebuah keputusan
bentuk – bentuk latihan yang bermuara pada prinsip bermain
Gambar 5 desain
pengembangan model
Bola gerak dan
pemain bergerak
|
3.
validasi
ahli
dari
uji validasi ahli yang berawal dari 36 variasi model latihan tehnik dasar
dribbling kebanyakan gugur dan tidak sesuai dengan karakteristik atlet pemula
yang berusaha 8- 12 tahun yaitu yang tingal 25 variasi model latihan tehnik
dasar dribbling sepak bola, dengan alas an bahwa variasi model yang
dikembangkan banyak kesamaan yang hamper mirip ketika variasi tersebut
dilakukan, variasi yang gunakan masih tergolong sulit, dan perlu adanya
kematangan tehnik
4.
intrumen tes
1) Tes
(Heading)
Tujuan:
Tes ini bertujuan
mengukur kemampuan dan kecakapan mengheading bola kesasaran
yaitu gawang
Pelaksanaan tes:
Bola
diletakkan pada sebuah titik berjarak 5 meter dari garis gawang dan tepat di
pertengahan lebar gawang. Dengan awalan Atlet (testee) mengheading bola tersebut sekuat
mungkin kearah sasaran. Pelaksanaannya tidak dengan aba-aba. Oleh karena
kecepatan tembakan juga mendapatkan penilaian, maka waktunya harus diambil.
Pengambil waktu menjalankan stopwatchnya tepat ketika kaki Atlet (testee)
mengambil bola dan tepat saat bola masuk kegawang dengan melewati garis gawang,
pengambil waktu menghentikan stopwatchnya.
Pencatatan hasil:
Hasil yang
dicatat adalah:
1.
Hasil
heading yang berupa angka sasaran yang dikenai bola
2.
Kecepatan
tembakan yang berupa waktu yang ditempuh bola dari mulai diheading sampai masuk gawang sebanyak 5 bola saat mengenai sasaran.
Waktu dicatat
Gambar 3.6 Heading
Sumber:
Peneliti
5.
Uji Efektifitas
a.
Deskriptif Statistik Tes Heading
Tabel 2
Hasil Paired Samples Statistics Pre Test dan Post Test
Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai rata-rata hasil tes
heading untuk atlet pemula usia 8-12
tahun sedang sebelum diberikan latihan heading
adalah 9,9815 dan setelah diberikan perlakuan
adalah 9,9270. Hasil tes menunjukkan peningkatan hasil heading sehingga teknik dasar heading
atlet meningkat.
Tabel 3
Hasil Paired Samples Correlation Pre Test dan Post Tes
Berdasarkan hasil ouput
tabel di atas bahwa koefisien korelasi gerak manipulatif sebelum dan sesudah
diberikan model latihan heading
dengan p-value 0.00 < 0.05 jadi kesimpulanya ada hubungan yang signifikan.
Tabel 4
Hasil Paired Samples Correlation Pre Test dan Post Tes
Dalam uji signifikansi perbedaan dengan menggunakan SPSS
didapat Mean= 0,05450 menunjukan selisih dari pre test dan post test, hasil
t-hitung = 0,912 df = 19 dan p-value = 0.00 < 0.05 yang berarti terdapat
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah adanya perlakuan model
latihan heading.
A.
DAFTAR PUSATAKA
Borg, Walter R. and Meredith D. Gall. (1983). Educational Research: An Introduction, 4th Edition.
New York: Longman lnc.
Clive
Gifford,
2007 Keterampilan Sepak Bola (Yogyakarta: PT.
Citra Aji Parama
Cosby S. Roger &
Janet K. Sawyers. 1995), Play In The Lives of Children.
Washington DC: NAEYC,
Dwijawiyata, 2013Mari Bermain Bermain Kelompok untuk Anak Yogyakarta: Kanisius
Harsono.
1988 Coaching dan
Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Lembaga
Pendidikan
Tenaga Kependidikan
Tudor Bompa,
G Gregory Haff, 2009 Periodization Theory And Metodolgy Of
Training
Tangkudung,
J dan Puspitorini W. 2012 Kepelatihan
Olahraga “Pembinaan Prestasi Olahraga”, akarta:
Cerdas Jaya,.
Rusdianto
& Setyo Bidiwanto. 2008 Dasar-Dasar
Kepelatihan Olahraga. Malang: Laboratorium Ilmu Keolahragaa Universitas
Negeri Malang
Husdarta, 2009 Manajemen pendidikan jasmani (Bandung:
Alfabeta,),
Mayke S. Tedjasaputra,
2007 Bermain mainan dan Bermain
(Jakarta: Pt Gramedia
Sue Docket & Marlyn Fleer. 2000 Play & Pedagogy in Early Childhood – Bending the Rules. Sidney: Harcourt
NAEYC,
Dwijawiyata, 2013Mari Bermain Bermain Kelompok untuk Anak Yogyakarta: Kanisius
Harsono.
1988 Coaching dan
Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Lembaga
Pendidikan
Tenaga Kependidikan
Tudor Bompa,
G Gregory Haff, 2009 Periodization Theory And Metodolgy Of
Training
Tangkudung,
J dan Puspitorini W. 2012 Kepelatihan
Olahraga “Pembinaan Prestasi Olahraga”, akarta:
Cerdas Jaya,.
Rusdianto
& Setyo Bidiwanto. 2008 Dasar-Dasar
Kepelatihan Olahraga. Malang: Laboratorium Ilmu Keolahragaa Universitas
Negeri Malang
Husdarta, 2009 Manajemen pendidikan jasmani (Bandung:
Alfabeta,),
Mayke S. Tedjasaputra,
2007 Bermain mainan dan Bermain
(Jakarta: Pt Gramedia
Sue Docket & Marlyn Fleer. 2000 Play & Pedagogy in Early Childhood – Bending the Rules. Sidney: Harcourt